Berita

Percepatan Penurunan Stunting, Asyraf Sampaikan Strateginya

Pangkalpinang - Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berharap ibu hamil dan ibu yang memiliki balita agar sesering mungkin mengikuti program posyandu. Sehingga jika anak terindikasi stunting, bisa segera diatasi.

"Peningkatan sumberdaya manusia sangat dipengaruhi status gizi. Untuk itu, perlu ada upaya meningkatkan asupan gizi. Ini syarat utama mengatasi stunting," katanya saat talk show di Inradio dalam Program Ku Cinta Babelku, Rabu (27/4/2022).

Adapun tema yang diangkat kali ini, "Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung". Menurut Asyraf, upaya penurunan kasus stunting bisa berdampak terhadap menekan angka kematian ibu dan anak.

Kekurangan gizi dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik anak kurang maksimal. Asyraf menambahkan, tumbuh anak pendek. Namun tidak semua orang pendek itu stunting. Kondisi gagal tumbuh balita membuat anak pendek, ini menjadi salah satu indikator.

Kurangnya akses makanan bergizi bagi ibu hamil juga menjadi salah satu penyebab kasus stunting. Lebih jauh Asyraf menjelaskan, seribu hari pertama kelahiran bayi harus mendapatkan asupan gizi, bisa dengan memberikan ASI eksklusif. Pemberian ASI selama dua tahun.

Calon pengantin perlu mendapatkan pembekalan mengenai kebutuhan gizi anak. Gejala umum stunting bisa terlihat saat anak berusia dua tahun. Namun jika sering datang ke posyandu, maka kasus stunting bisa segera diatasi.

"Berat dan tinggi badan menjadi salah satu indikator stunting. Ibu harus melihat perkembangan anak. Anak yang mudah sakit bisa dikarenakan stunting. Ini dikarenakan rendahnya imun anak, " ungkapnya.

Asyraf menyinggung mengenai kasus pernikahan usia anak. Pernikahan usia anak juga bisa menyebabkan kasus stunting, sebab masih rendahnya pengetahuan tentang pola asuh anak. Rendahnya pendidikan menjadi faktor terjadi pernikahan usia anak.

"Sisi pengetahuan mendidik anak kurang. Beban psikologi bisa berdampak pada pasangan pernikahan usia anak. Idealnya usia menikah 21 tahun perempuan dan 25 laki-laki," tegasnya.

Ria warga Pangkalpinang menanyakan mengenai peran pemerintah dalam mengatasi stunting. Menjawab pertanyaan tersebut, Asyraf mengatakan, pemerintah telah membentuk tim percepatan penurunan kasus stunting.

"Kita membuat rencana aksi dan terus melakukan monitoring. Tak kalah penting bersinergi dengan beberapa instansi dan dinas, selanjutnya fokus pada daerah tinggi kasus stunting. Sasarannya, balita, remaja hingga orang tua," jelasnya.

Sumber: 
DP3ACSKB
Penulis: 
DP3ACSKB Babel
Bidang Informasi: 
DP3ACSKB